Selamat Datang di Ponpes Riyadhussholihiin

Memotong Kuku Saat Ihram – Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullahu

May 22, 2022 admin No Comments
Memotong Kuku Saat Ihram – Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullahu
Link Youtube : https://youtu.be/DKC2v_0X4WA 

السؤال:

  جزاكم الله خيراً. السائل إبراهيم مصطفى مصري الجنسية  يقول: أديت فريضة الحج في العام الماضي، وقبل أداء الفريضة يوم ستة من ذي الحجة قمت بتقصير أظافري. فهل علي كفارة، مع العلم أنني ليست عندي معرفة بذلك؟

Semoga Allah balas anda dengan kebaikan. Penanya adalah Ibrahim musthafa asli dari mesir ia mengatakan : saya sudah melaksanakan kewajiban haji di tahun lalu, dan sebelum menyelesaikannya pada hari ke-6 di bulan dzulhijjah saya memotong kuku saya, apakah saya harus bayar kafarat, padahal dulu saya melakukannya karena ketidak tahuan saya.

الجواب:

الشيخ: ليس عليك كفارة ولا أثم؛ لأنك جاهل لا تدري. وليعلم أن هناك قاعدة شرعية في كتاب الله عز وجل أقرها الله تبارك وتعالى وهي رفع المؤاخذة بالذنب لمن كان جاهلاً أو ناسياً؛ وذلك لقول الله تبارك: ﴿ربنا لا تؤاخذنا إن نسينا أو أخطأنا﴾. فقال الله تعالى: «قد فعلت». أي رفع عنه المؤاخذة في النسيان والخطأ. وهذا عام في جميع محظورات الإحرام وفي جميع محظورات الصلاة وفي جميع محظورات الصيام. كل من فعل محظوراً في العبادات عن نسيان أو جهل فإنه غير مؤاخذٍ به، لا إثم عليه ولا كفارة ولا فدية. تطبق هذه على جميع محظورات العبادات؛ لو تكلم الإنسان في الصلاة وهو جاهل فصلاته صحيحة. لو أكل أو شرب وهو جاهل فصيامه صحيح. لو احتجم وهو صائم يظن أن الحجامة لا تفطر، وصيامه صحيح. لو أفطر قبل غروب الشمس يظن أنها غربت ولم تغرب فصيامه صحيح. المهم هذه قاعدة من الله ليست في كتاب فلان أو فلان. قاعدة من الله عز وجل لعباده: ﴿ربنا لا تؤاخذنا إن نسينا أو أخطأنا﴾ فقال الله تعالى: «قد فعلت» .

Tidak ada kafarat begitu juga tidak berdosa. Karena Anda jahil, anda tidak mengetahui, dan perlu diketahui disana ada kaidah syariyyah dalam al-Qur’an yang Allah tetapkan yaitu tidak ada hukuman bagi yang berdosa dikarenakan kebodohan ataupun lupa; sebagaimana firman Allah Ta’ala :””Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah.” maka Allah jawab : “aku sudah lakukan”. yakni dicabutnya hukuman bagi yang berdosa karena lupa atau tersalah. Dan ini berlaku umum dalam semua larangan-larnagan haji, larangan-larangan dalam sholat, atau larangan-larangan dalam puasa. Setiap orang yang melakukan hal-hal yang dilarang dalam suatu ibadah karena timbul dari kebodohan atau lupa maka tidak dihukum atas kesalahannya tersebut, tidak ada dosa, tidak ada kafarat, tidak pula fidyah. Dan kaidah ini bisa diterapkan dalam semua hal yang di larang dalam ibadah. Jika seandainya ada orang yang berbicara ketika ia sholat dikarenakan lupa maka sholatnya sah. Jika ada orang yang puasa kemudian ia makan dan minum karena lupa maka puasanya sah. Jika ada orang yang berbekam dalam keadaan puasa  karena ia kira  bekam tidak membatalkan, maka puasanya sah. Jika ada orang yang berbuka sebelum tenggela matahari karena ia menduga matahari sudah terbenam maka puasanya sah. Kesimpulannya kaidah ini dari Allah, buka dari kita si A atau si B. kaidah dari Allah ta’ala : “Allah Ta’ala :””Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah.” maka Allah jawab : “aku sudah lakukan”.

Leave a Reply